LIFE SHOULD BE A BEAUTIFUL THING TO HAVE
(HIDUP SEHARUSNYA SESUATU HAL YANG INDAH UNTUK DIMILIKI)
Di dalam perjalanan hidup kita, ada masa-masa dimana kita mengalami fase/ tahap decline (menurun) karena berbagai macam faktor. Sangatlah wajar untuk mengalami hal tersebut sebagai manusia.
Pengalaman hidup pribadi saya menjadi ide awal untuk menulis sebuah artikel kecil ini. Tentunya, semasa pergumulan hidup saya (1,5 tahun), tidak semuanya mewakili isi dalam artikel ini, sebagaimana juga calon pembaca. Saya tidak bermaksud menggurui atau "sok tahu" dalam hal ini, karena saya bukan seorang psikolog. Tetapi saya hanya ingin mengingatkan, sebagaimana saya tahu bahwa kebanyakan dari kita mungkin sudah mengerti tetapi saat dalam masalah, hati dan pikiran kita tidak jernih, mengakibatkan kita kemudian lupa dengan hal-hal yang umum sekalipun. Disinilah harapan saya agar artikel ini bisa membantu mengingatkan teman-teman. Semoga artikel ini bisa menjadi berkat bagi teman-teman sekalian.
Dalam pergumulan hidup saya, ada beberapa racun yang menghalangi kita untuk bisa bangkit lagi. Racun tersebut mungkin bisa muncul sebagai efek dari proses stres/ depresi yang kita alami, atau secara sadar atau tidak sadar sudah merupakan karakter kita yang terpendam.
Berikut ini adalah racun-racun semasa kita dalam tahap decline. Dimana kalau kita tidak mempunyai antibodi yang tepat, maka kita bisa terperosok lebih dalam lagi (saturation).
Racun pertama: Menghindar
Menyebabkan kita lari dari kenyataan dan mengabaikan tanggung jawab. Meskipun kita tahu bahwa dengan melarikan diri dari kenyataan (dengan menggunakan berbagai cara pelampiasan), hanyalah kebahagiaan semu sesaat yang akan kita dapatkan. Masalahnya adalah saat kita sadar, kita sudah tenggelam lebih jauh lagi, dan untuk kembali ke "posisi awal", tidak akan mudah.
Antibodinya: Realistis (menerima segala sesuatu apa adanya) dan bersyukur
Cara: Menghindar sebagaimana dibahas di sini, bisa berujung kepada "pelampiasan" atau pelarian (menghindar dari masalah) dengan berbagai macam cara seperti:
- Pemakaian obat-obatan terlarang
- Larut kepada kehidupan malam yang berlebihan
- Kecanduan bermain game, film porno, dan lain-lain
- Segala bentuk cara yang sifatnya berlebihan, tak terkontrol, dan merusak
Semua cara di atas, adalah bentuk pelampiasan dengan harapan mendapatkan kebahagiaan. Cara-cara tersebut dilakukan sebagai bentuk usaha untuk menghidari masalah atau realita kehidupan yang tidak bisa diterima. Berhentilah menipu diri sendiri, terimalah segala sesuatu apa adanya. Kalau memang ada masalah, jujurlah pada diri sendiri dan katakan "kita sedang menghadapi masalah", kemudian cari jalan untuk menyelesaikan masalah tersebut secara positif. Tetapi perlu diingat untuk jangan terlalu mendramatisir masalah, karena rumah sakit jiwa sudah dipenuhi pasien yang selalu mengikuti dan "menikmati" kesedihannya dan merasa lingkungannya menjadi sumber frustasi (mencari kambing hitam). Jadi, selesaikan setiap masalah yang dihadapi secara tuntas dan yakinlah bahwa segala sesuatu yang terbaik selalu harus diupayakan dengan keras. Di saat seperti ini, bersyukur merupakan salah satu kunci karena dengan mensyukuri segala seuatu, kita menempatkan "segala hal" dalam perspektif (berpikir lebih luas lagi).
Racun kedua: Ketakutan
Seseorang yang terkena racun di atas, akan merasa tidak yakin diri, tegang, cemas, putus asa, apatis, dan skeptis. Bisa disebabkan oleh kesulitan keuangan, konflik pencarian jati diri, kesulitan seksual, masalah sekolah, menganggur, masalah keluarga dan lain-lain.
Antibodinya: Keberanian
Cara: Berusaha untuk tidak menjadi sosok yang bergantung pada kecemasan. Ingatlah, 99% hal yang kita cemaskan, tidak pernah terjadi. Keberanian adalah pertahanan diri paling ampuh. Gunakan analisis intelektual dan carilah solusi masalah melalui sikap mental yang benar. Keberanian merupakan merupakan proses re-education atau proses belajar berkelanjutan. Jadi, jangan segan mencari bantuan dari ahlinya, seperti psikiater atau psikolog. Teman dekatpun bisa menjadi alternatif bantuan, tetapi pilihlah teman yang kira-kira sudah mempunyai pengalaman. Intinya, keberanian adalah "sesuatu" yang tumbuh dan berkembang seiring perjalanan hidup sesorang, so always be up to date.
Racun ketiga: Egoistis
Menyebabkan orang selalu mementingkan diri sendiri dalam arti yang extreme, materialistis, agresif, dan lebih suka meminta daripada memberi. Egois bisa dikarenakan sudah merupakan karakter seseorang atau sifat sementara yang muncul selama "fase pergumulan". Dikarenakan seseorang tersebut sering dikecewakan oleh temannya dan selalu menjadi korban eksploitasi. Orang yg dasarnya baik dan murah hatipun bisa menjadi egois saat dia merasa orang-orang yang dia pedulikan dan perhatikan, tidak bersikap sama terhadap dirinya.
Antibodinya: Kemurahan dan bersikap sosial
Cara: Jangan mengeksploitasi teman dengan dasar pelampiasan. Pembalasan dan rasa dendam tidak akan membawa kebahagiaan. Untuk orang yang memang mempunyai karakter egois, percayalah bahwa kebahagian yang dicari dengan cara "tidak mau tahu dengan orang lain", tidak bersifat kekal. Di lain sisi, kebahagiaan bisa diperoleh dengan menolong dan membahagiakan orang lain. Tolong jangan menjadi egois karena pelampiasan atau balas dendam karena itu artinya, hati dan pikiran kita telah terkorupsi. Saat kita bisa menjaga hati dan pikiran kita, terus menanamkan sikap sosial dan memupuk kemurahan, disitulah kita akan meraih KemenangaN yang SejatI. Tentunya, kemurahan dan sikap sosial kita terhadap orang lain harus dilandasi dengan prinsip "cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati". Perlu diketahui juga, bahwa orang yang tidak mengharapkan apapun dari orang lain, berprinsip lebih baik memberi daripada menerima, melakukan segala sesuatunya dengan tulus, adalah orang yang tidak mudah untuk merasa dikecewakan.
Racun keempat: Stagnasi
Gejalanya seperti berhenti satu fase, membuat diri kita merasa jenuh, bosan, dan tidak bahagia. Ada perasaan dimana kita tidak maju-maju dan selalu berputar dalam masalah, dan pergumulan yang sama.
Antibodinya: Sukacita, harapan, cita-cita, dan impian
Cara: Berusaha untuk bisa bersuka-cita dan bersyukur dalam segala hal, adalah salah satu awal dari segalanya. Orang yang penuh sukacita dan tahu bersyukur, akan selalu memiliki harapan, cita-cita, dan impian, yang senantiasa bisa dipelihara. Teruslah bertumbuh, artinya kita terus memupuk harapan, bercita-cita, dan tetap memiliki impian untuk masa depan kita. Disitulah letak gairah hidup kita. Janganlah merasa malu untuk bermimpi setinggi mungkin selama rencana hidup kita sehari-hari adalah realistis.
Racun kelima: Rasa rendah diri
Terciptanya perasaan kehilangan keyakinan dan kepercayaan diri serta merasa tidak memiliki kemampuan bersaing. Hal ini bisa berkaitan dengan ketakutan yang muncul dalam diri seseorang. Kegagalan yang berulang-ulang bisa menyebabkan seseorang untuk menjadi rendah diri dan takut.
Antibodinya: Keyakinan dan kesadaran diri
Cara: Orang tidak perlu merasa takut untuk menerima suatu kegagalan dan masalah. Jangan mencoba untuk menipu diri sendiri. Kalau memang gagal/ tidak berhasil, katakanlah pada dirimu bahwa saya telah gagal atau tidak berhasil. Jangan mencoba memutar-balikan fakta dengan kata-kata manis bahwa tidak ada kegagalan dalam hidup, yang ada adalah bla...bla... bla... (seperti kata-kata yang keluar dari mulut kebanyakan motivational speaker yang kerjaannya memanfaatkan dan meraih keuntungan dari "orang-orang bingung"). Hanya saja, bahwa sikap realistis tersebut harus disertai dengan keyakinan dan kesadaran diri yang baik untuk bisa melewati segala macam rintangan. Seseorang tidak akan bisa menang, bila sebelum berperang saja, sudah merasa dirinya akan kalah. Bila kita yakin akan kemampuan kita, sebenarnya kita sudah mendapatkan separuh dari target yang ingin kita raih. Jadi, sukses berawal pada saat kita yakin (dengan kesadaran diri bukan angan-angan kosong) bahwa kita mampu mencapainya.
Racun keenam: Arogansi atau keangkuhan
Bisa dikatakan sebagai kompleks superioritas (tidak ada yang lebih baik dari dirinya dalam segala hal), terlampau sombong (punya sifat extreme), kebanggaan diri palsu. Sebagaimana egoistis yang sudah kita bahas di atas, racun kali ini bisa merupakan karakter atau juga bentuk pelampiasan atau hasil dari upaya untuk menutupi ketakutan, rasa rendah diri, malu, dan segala-hal yang berlawanan dari yang diharapkan (kebanggaan diri palsu).
Antibodinya: Rendah hati, kebaikan, dan damai sejahtera
Cara: Sangatlah penting untuk selalu ditanamkan dalam diri setiap orang bahwa kita tinggal ditengah-tengan realita kehidupan yang kenyataannya tidak selalu indah, lancar, dan menyenangkan. Segala sesuatu ada maksud dan tujuannya. Dengan bersikap arogan atau angkuh, orang tidak akan bersimpati kepada diri kita dan tanpa orang lain kita bukanlah siapa-siapa. Orang yang sombong akan dengan mudah kehilangan teman, dimana kehadiran teman, bisa ikut mengurangi beban pergumulan diri serta membantu pengembangan dan kemajuan diri . Hindari sikap sok tahu. Dengan rendah hati, bersikap dan berbuat baik, kita akan dengan sendirinya mau mendengar orang lain. Memang kita adalah orang yang paling tahu tentang diri kita sendiri, tetapi ada beberapa hal dimana hanya orang lain yang bisa menilai dengan obyektif tentang diri kita. Untuk mengetahui sejauh mana dan kapan kita menerima dan menyaring pendapat orang lain, hanya pengalaman hidup kita masing-masing yang lebih tahu. Setidaknya, hal tersebut akan membantu kita untuk lebih obyektif dan mudah untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas diri (karena tidak merasa dirinya adalah yang terbaik). Satu poin yang tak kalah penting adalah damai sejahtera. Damai sejahtera bisa membuat orang tidak terlalu larut dalam usahanya untuk lari dari kenyataan dan penuh rasa "kemrungsung" atau selalu gelisah, cemas, dan tidak puas diri, yang bisa berakhir dengan upaya-upaya membatasi/ menutup diri dengan pencitraan sosok arogan atau angkuh.
Racun ketujuh: Mengasihani diri
Suatu kebiasaan menarik perhatian atau minta dikasihani dan bisa juga kedua-duanya. Ada suasana yang dominan, murung, menghujani diri sendiri dengan segala bentuk pikiran-pikiran negatif, dan merasa menjadi orang termalang di dunia.
Antibodinya: Sikap positif, kesabaran, dan setia terhadap diri sendiri
Cara: Mengasihani diri sendiri tidak akan menyelesaikan pergumulan atau permasalahan seseorang. Gejala-gejala tersebut cukup identik dengan tipe orang tertutup. Tetapi selama orang dengan tipe yang tertutup masih bisa menjaga dirinya dengan "seimbang", sifat tertutup tersebut tidaklah destructive atau bersifat merusak. Terkadang, kita berpikir dengan merasa sebagai orang termalang di dunia, kita bisa lebih pasrah, dan hal tersebut bisa membuat kita bahagia. Lebih cocok lagi kalau kita bisa mendapat teman "curhat" yang serupa, lengkaplah sudah kita menikmati kemalangan kita. Sayangnya, hal tersebut tidaklah tepat dan membantu. Pasrah dalam arti "bisa menerima" itu hal positif, tetapi pasrah yang kita bahas di atas lebih bersifat putus asa, apatis/ cuek, dan skeptis/ sinis. Berhentilah terpaku pada diri sendiri. Hadapi masalah dan hindari untuk berperilaku sentimentil dan terobsesi terhadap ketergantungan kepada orang lain. Mari kita bangun sikap positif dan dengan penuh kesabaran kita lewati permasalahan dan pergumulan kita. Setialah pada diri kita sendiri, karena segala sesuatu ada masanya dan akan indah pada waktunya.
Racun kedelapan: Sikap bermalas-malasan
Indikasi-indikasi yang terlihat adalah sikap apatis, jenuh berlanjut, melamun, susah berkonsentrasi, kesadaran diri yang rendah, menghabiskan waktu dengan cara tidak produktif, dan merasa kesepian. Pada masa pergumulan kita, ada titik dimana kita menjadi stress atau yang lebih parahnya depresi.
Antibodinya: Kerja
Cara: Carilah kegiatan-kegiatan positif. Bisa dalam bentuk olah-raga, membaca buku, membikin acara dengan teman-teman, dan lain-lain. Tetapi dalam usaha kita mencari dan melakukan kegiatan positif untuk menanggulangi sikap bermalas-malasan, ada 3 hal utama yang harus diingat:
- Kegiatan bisa dikatakan positif selama memiliki ciri-ciri berguna dan membangun
- Tujuan beraktivitas tidak sebagai bentuk pelampiasan untuk lari dari masalah
- Aktivitas tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran untuk kebangkitan diri
Racun kesembilan: Sikap tidak toleran
Racun tersebut di atas berujung pada pikiran picik dan kebencian rasial yang dalam, angkuh, antagonisme terhadap agama tertentu, prasangka religius yang berlebihan, dan merasa paling benar sendiri. Hal-hal tersebut muncul dikarenakan pengalaman hidup yang pahit. Merasa stress, depresi, terhimpit masalah yang sepertinya tidak ada jalan keluar, sehingga akhirnya berujung terhadap pencarian kambing hitam. Terkadang, luka batin dan akar kepahitan di masa lalu juga bisa ikut berperan.
Antibodinya: Penguasaan diri
Cara: Tenangkan dahulu segala emosi yang bersifat negatif seperti kemarahan dan kebencian. Setelah pikiran dan hati kita tenang, tanamkan pengertian bahwa setiap orang bertanggung jawab terhadap diri mereka masing-masing. Setelah kita dewasa, tidak boleh lagi menyalahkan orang lain atas segala sesuatu yang kita alami. Kuasai pikiran kita melalui penguasaan diri yang baik. Lihat segala sesuatunya dari segala sisi dan perspektif. Proses pengamatan harus dilakukan secara intelektual. Tingkatkan kadar toleransi kita. Kemudian ingatlah, bahwa dunia diciptakan dan tercipta dari keberagaman suku, bangsa, budaya, dan agama. Hal tersebut sudah terjadi dari ribuan tahun yang lalu. Saat kita bisa melalui proses di atas, maka sikap toleransi kita akan membantu kita untuk berpikiran lebih terbuka dan bersikap lebih simpatik, yang pada akhirnya akan membantu kita keluar dari jurang depresi atau masalah.
Racun kesepuluh: Kebencian
Mengakibatkan muncul keinginan balas dendam, sifat kejam, dan bengis. Untuk tahap ringan, mungkin hanya sifat-sifat liar seperti kekerasan, baik perbuatan maupun perkataan. Tingkah laku yang bersifat menindas orang lain seperti premanisme, mungkin juga bisa mengakar dari kebencian dan sikap tidak toleran. Racun tersebut bisa muncul sebagai dampak dari stres dan juga depresi. Sama halnya dengan beberapa racun di atas, racun kali ini bisa merupakan karakter bawaan atau hanya efek sementara saja.
Antibodinya: Cinta kasih, kesetiaan, dan kesabaran
Cara: Kebencian memang salah satu sifat dasar manusia sejak dulu, sifat yang tumbuh bersama tetapi bertolak belakang dengan kasih. Kebencian akan hanya bisa ditawarkan dengan cinta kasih. Mungkin, ada beragam reaksi dari kita melihat kalimat di atas, ada yang setuju, biasa saja, sampai dengan jijik, atau merasa kalimat tersebut muluk-muluk/ berlebihan. Tetapi itulah kenyataannya. Dengan cinta kasih, orang bisa belajar untuk memaafkan dan melupakan. Kebencian merupakan salah satu emosi negatif yang menjadi dasar dari rasa ketidak bahagiaan. Orang yang memiliki rasa benci terhadap orang lain, biasanya, secara sadar atau tidak sadar, dikarenakan dia membenci dirinya sendiri. Satu-satunya yang dapat melenyapkan rasa benci adalah cinta. Cinta kasih merupakan kekuatan hakiki yang dapat dimiliki setiap orang. Simpanlah paket tiket untuk perasaan tidak bahagia dan mengaculah pada paket tiket ini saat kita sedang mengalami rasa depresi dan tidak bahagia. Gunakan sebagai sarana pertolongan pertama dalam kondisi mental gawat darurat demi terhindar dari ketidak bahagiaan berlanjut pada masa mendatang. Perlu diingat bahwa cinta kasih bisa memperkuat sifat kesetiaan dan kesabaran. Dimana setia dan sabar, adalah instrumen penting yang membuat orang bisa mempertahankan kebahagiaan. Sangatlah penting untuk dipahami, bahwa definisi kebahagian setiap orang adalah berbeda-beda. Tetapi satu konsep yang serupa adalah, dengan adanya cinta kasih, kesetiaan, dan kesabaran, orang tidak perlu mencari dan mengejar kebahagiaan, karena dengan hidup penuh cinta, kasih, dan sabar, maka kebahagiaan akan datang dengan sendirinya.
CATATAN:
INI HANYALAH SEBUAH SARAN YANG BUKAN BERSIFAT MUTLAK ATAU ABSOLUT. SIAPAPUN YANG MERASA ADA HAL-HAL YANG MUNGKIN KURANG TEPAT, BISA MENGGANTI SENDIRI DAN DIINTERPRETASI MENURUT PEMAHAMAN YANG DIRASA LEBIH TEPAT.
KALAU ADA SARAN-SARAN YANG INGIN DITAMBAHKAN, SILAHKAN DITAMBAHKAN DAN DIEDIT SENDIRI.
YANG PENTING PESAN SAYA, FORMAT YANG BERUPA "RACUN, ANTIBODI, DAN CARA" TETAP DIJAGA UNTUK MEMUDAHKAN ORANG DALAM MEMAHAMI APLIKASINYA UNTUK KEHIDUPAN SEHARI-HARI.
TOLONG BANTU SAYA UNTUK MENYEBARKAN DAN MEMPERBAIKI ARTIKEL INI SEHINGGA BISA MENJADI BERKAT BAGI BANYAK ORANG. TERIMA KASIH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar